5.07.2012

What a Week

Ditengah belajar ulangan kimia buat bsok, tiba- tiba, krik, kosong. Ada kekosongan. Apa itu kosong? yang abis kebakar, oh itu gosong. 
Sepertinya gue memulai minggu ini dengan pikiran mumet, gak fresh. Selasa sampe Sabtu itu isinya ulangan semua. Belom lagi tugas bikin film di akhir kita udah mau ulangan umum. MAU JADI APA.
Banyak yang harus dikejar, capek euy kayak ngejar bayangan nyamuk. Ada itu, ini, itu, ini, itu, ini. HUAH. Harus pinter- pinter ngatur waktu kalau ga mau nilainya jeblok. Tapi juga harus bisa ngatur mood supaya kemauan belajar selalu ada. 

Apakah kamu mempunyai sahabat? Pada taraf apa sih kamu bisa sebut temen kamu itu seorang sahabat? Atau hanya temen deket? sampe sekarang gue masih suka ketuker artinya. Tapi yang gue tau, semuanya ga ada yang permanen. Lo bisa bilang sekarang dia sahabat lo, tapi ketika lo udh beda sekolah trus jarang kontek2 an, apakah masih bisa dibilang sahabat? 
Dalam suatu cerita, A adalah seorang cewe yang didekati oleh B. si B melancarkan PDKT nya sampai mereka berdua menjadi teman dekat karena A memang orangnya baik dan terbuka. Mereka bisa juga dibilang sahabat. Mereka sering bertukar cerita dan sudah mengetahui lebih dalam satu sama yang lain. Muncullah disuatu kondisi bahwa A menemukan titik kenyamanan bila dekat dengan B, dalam konteks pertemanan. Tetapi si A masih belom sadar bahwa B suka dengan dirinya. karena B sudah putus asa dan patah hati mengejar A yang tidak ada perkembangannya, akhirnya B diam- diam menjauh. B jadi selalu menghindar dari A. Apakah kamu bisa merasakan perasaan si A? 
Gue cuma mau share cerita aja. Kalau ada yang merasa ceritanya seperti A dan B jangan tersinggung. 
Gue cuma lagi mencari artinya dari sebuah pertemanan yang sebetulnya. Apakah itu pura- pura dengan suatu maksud dan setelah lo ga bisa dapetinnya, lo tinggalin aja. Ironis. 

Pesan dari gue : SPEAK NOW!
kalo lo ga pernah ngomong dia ga bakal tau, lo juga akan terus digantung sama perasaann lo sendiri. Setidaknya lo akan lega dengan ngomong trus terang. Karena waktu ga bisa diputar kembali. Lo pasti akan menyesal.

Kalau gue lagi di tebing gue bisa loncat kali saking stressnya. Cara gue meredam stress dengan cara : main volley, nari, ngelukis, dengerin lagu, tidur,makan dan ngeliatin foto pak Is (yang terakhir mohon diabaikan). 

Sekian dan terima kasih. GB

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar