Bulan purnama penuh di atas kepalaku. Kudongakkan muka untuk melihatnya bulat- bulat. Hai penerang kegelapan yang selalu kujumpai setiap malam.
Kutengok pemancar kedamaian malam masih memandang, memandang mata ini dalam- dalam. Kupandang ia kembali. Menembus semua penglihatan. Seolah bukan mata yang melihat. Hati ini tersambung seketika. Merasakan setiap sel tubuh ini berosmosis. Mengembang sebelum akhirnya pecah dan membawa kedamaian. Kedamaian yang selama ini kucari- cari.
Sunyi, aman, hangat dan tenang.
Di ruangan ini hanya kami berdua. Cukup untuk persetubuhan hati dan jiwa. Aku berada di atasnya. Menahan untuk tetap tinggal. Satu malam saja. Bisakah kami bersama sampai bulan digantikan oleh matahari. Kupanggil namanya. Ia menjawab. Sampai akhirnya mata ini terpejam.
Sinar matahari mengelus pipi. Membangunkan dari mimpi. Ia tidak ada. Kuraba permukaan disebelahku. Baunya masih menempel. Kupanggil namanya, tak ada yang menjawab. Kecewa. Seolah aku tidak bisa melihat garis realita dan mimpi.
Aku hanyalah anak kecil yang bercita- cita menjadi dokter, memainkan stetoskop, melakukan operasi pada boneka dan menulis resep dengan tulisan garis. Tidak tahu dewasa nanti mimpi harus sejalan dengan kenyataan. Apa itu realita?
8.23.2013
5.31.2013
Belahan
Malam terasa oranye
Aku terbaring dibalik kain kelabu
menikmati senyum rembulan
merasakan pilunya rindu
Jiwa ku kini terpecah dua
untuk seseorang diseberang sana
Sakau.
Ketika diriku mencari bagian yang lain
Yang tak sengaja terbagi karena hasrat
Menginginkan kamu terbaring di kain yang sama
diatas empuknya bulu angsa
Hanya berbaring
tanpa ada persetubuhan utuh
Melewati malam oranye dengan sunyi
menatap garis muka diriku yang lain
Aku terbaring dibalik kain kelabu
menikmati senyum rembulan
merasakan pilunya rindu
Jiwa ku kini terpecah dua
untuk seseorang diseberang sana
Sakau.
Ketika diriku mencari bagian yang lain
Yang tak sengaja terbagi karena hasrat
Menginginkan kamu terbaring di kain yang sama
diatas empuknya bulu angsa
Hanya berbaring
tanpa ada persetubuhan utuh
Melewati malam oranye dengan sunyi
menatap garis muka diriku yang lain
A
4.10.2013
The Hardest Part
"Bsok hari terakhir sekolah loh," setelah mendengar kalimat tersebut apa yang pingin anda lakukan? Minumin air kolam? Terjun dari wall climbing? atau ngebawa pulang meja ping pong?
Shit. Bentar lagi masa berjaya SMA udah kelar. Udah tiba saatnya kita harus jalan sendiri- sendiri. Yang selama ini masih tergantung sama orang lain juga harus bisa lebih mandiri. Yes, This is the hardest part. Meninggalkan semua kenyamanan kita di sekolah, membuat pengalaman tsb menjadi pelajaran untuk kedepannya. Karena kita tidak bisa memutar balikkan waktu, kawan. Life must go on kan hehe.
Berhubung mau UN, supaya ngerjain soalnya ikhlas ga kebayang dosa, gue mau minta maaf nih, dengan perbuatan gue yang selama ini disengaja ataupun tidak yang sudah menyakiti kalian semua hehe. Namanya manusia pasti pernah salah, tapi ga ada salahnya kalau gue memperbaiki semua kesalahan yang sudah gue perbuat kan hehe.
Mungkin saat gue baca blog ini di bulan September, gue lagi kuliah di salah satu universitas yang akan membawa gue ke garis atas kesuksessan. Aamiin
Oke deh sukses untuk kalian semua #24
Salam marmut
Shit. Bentar lagi masa berjaya SMA udah kelar. Udah tiba saatnya kita harus jalan sendiri- sendiri. Yang selama ini masih tergantung sama orang lain juga harus bisa lebih mandiri. Yes, This is the hardest part. Meninggalkan semua kenyamanan kita di sekolah, membuat pengalaman tsb menjadi pelajaran untuk kedepannya. Karena kita tidak bisa memutar balikkan waktu, kawan. Life must go on kan hehe.
Berhubung mau UN, supaya ngerjain soalnya ikhlas ga kebayang dosa, gue mau minta maaf nih, dengan perbuatan gue yang selama ini disengaja ataupun tidak yang sudah menyakiti kalian semua hehe. Namanya manusia pasti pernah salah, tapi ga ada salahnya kalau gue memperbaiki semua kesalahan yang sudah gue perbuat kan hehe.
Mungkin saat gue baca blog ini di bulan September, gue lagi kuliah di salah satu universitas yang akan membawa gue ke garis atas kesuksessan. Aamiin
Oke deh sukses untuk kalian semua #24
Salam marmut
2.24.2013
2.10.2013
Petting
Sewaktu masa imut- imutnya, gue pengen banget punya kucing bro. Tapi kenyataannya gue alergi sama bulu- bulu itu haha. Dan terlebihnya rumah gue juga ga punya teras buat kucing itu berkeliaran. Terus? gue cuma mupeng setiap ngelewatin petshop atau pasar burung di barito. Tapi berdasarkan pengalaman gue melihara hamster, berujung mati. Traumanya, gue jadi gamau makan buncis dan sayuran lainnya yang gue kasih ke hamster gue itu. Nah terus apakah kalo gue melihara kucing yang makan sashimi trus mati trus gue jadi ga suka sashimi itu lucu banget bro. hahaha canda. Intinya sih gue emang ga ditakdirkan melihara kucing. Bisa sesek napas setiap hari kayaknya ntar punya asma akut, ntar mati? lebai sih haha. Sekarang gue cuma peliharaan kura- kura yang gue rawat dari kelas 1 SD. Kura- kura gue ada 7 ekor (belom ngitung lagi suka mudik mereka). Hubungan gue dengan mereka sangat mesra sampe gigit- gigit an dan jempol gue sempet coak digigit kura- kura tergede. Sekarang ukuran dia udah sebesar speaker loh bro. Mungkin bentar lagi gue harus merelakan dia ke tempat penangkaran huhu kasian sih sempit kolamnya.
Oke deh cuma mau nge share aja. Jangan lupa makan siang hoho. Bye
Oke deh cuma mau nge share aja. Jangan lupa makan siang hoho. Bye
1.14.2013
1.13.2013
Puisi di Malam Hari
Di suatu malam saat bulan purnama penuh
Ku ikrarkan suatu sumpah
Untuk menjadi orang yang lebih tangguh
Tidak menangisi alasan yang sama
Di suatu malam saat bintang kuning terang
Sesak di dada memaksa air mata ini keluar
Untuk alasan macamanjing yang sama
Alasan itu.
Sampai malam menjadi terang
Sampai air menjadi embun
Sampai jangkrik berhenti berbunyi
Sampai petani kembali ke sawahnya
Tuhan, kau ciptakan sumber air yang tidak pernah habis
Air mata yang berasal dari kebahagiaan ataupun kepiluan
Sekarang jam sembilan malam
Dengan puisi ini aku hanya ingin kamu tahu
Aku mungkin tidak akan menyesal menulis cerita kita
Sebab aku telah diajarkan mencintai dengan tulus
Mencintai tanpa mengharapkan balasan
Belajar untuk ikhlas membebaskanmu suatu saat nanti
Ya, suatu saat.
Ku ikrarkan suatu sumpah
Untuk menjadi orang yang lebih tangguh
Tidak menangisi alasan yang sama
Di suatu malam saat bintang kuning terang
Sesak di dada memaksa air mata ini keluar
Untuk alasan macam
Alasan itu.
Sampai malam menjadi terang
Sampai air menjadi embun
Sampai jangkrik berhenti berbunyi
Sampai petani kembali ke sawahnya
Tuhan, kau ciptakan sumber air yang tidak pernah habis
Air mata yang berasal dari kebahagiaan ataupun kepiluan
Sekarang jam sembilan malam
Dengan puisi ini aku hanya ingin kamu tahu
Aku mungkin tidak akan menyesal menulis cerita kita
Sebab aku telah diajarkan mencintai dengan tulus
Mencintai tanpa mengharapkan balasan
Belajar untuk ikhlas membebaskanmu suatu saat nanti
Ya, suatu saat.
-Your guinea pig
Langganan:
Postingan (Atom)