Aku berdiri dengan dua pilar bersendi
Melihat langit pantulan air
Mencoba mengubah takdir yang membentengi dua makhluk
Bercita- cita membuat atap dari kayu manis
Pintu dari biji kakao dan jendela dari bunga sepatu
Pikiran sempit
Memaksakan satu jalan
Percuma
Realita tak selamanya indah
Realita tak selamanya yang kita mau
Salah satu makhluk mungkin akan menyerah
Itu takdir.
Koreksi bila aku salah. Aku bukan peramal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar